Minggu, 06 Februari 2011

Manusia Gerobak.


Diantara gedung-gedung pencakar langit Jakarta pernah kah anda melihatnya ? Orang-orang yang berjalan dengan gerobaknya yang berukuran 2 m x 1 m sebagai alat mencari nafkah sekaligus tempat tinggal bersama anggota rumah tangganya saat ini.

Miris, dengan kehidupan mereka, Pada siang hari mereka berkeliling dari satu tempat sampah ke tempat sampah lainnya. Pada malam hari mereka menempati emperan toko, pinggiran jalan, kolong jembatan, dan ruang publik lainnya hanya untuk beristirahat.

Apa yang ada dipikiran para orang-orang kaya ya ? enak-enakan makan di Restoran tanpa memperdulikan berpa harga makanan yang mereka pesan, membeli pakaian yang belum tentu mereka butuh. Dimana rasa keadilan di negara yang kaya sumber alam ? tidakah mereka pantas menerima kesenangan-kesenangan yang sama dengan kita ? tapi siapa yang menikmati hasilnya ?

Mereka sangat tegar ketika menghadapi tekanan-tekanan struktural seperti penggusuran dari pihak negara yang menganggap bahwa mereka merupakan sumber kekumuhan dan perusak ketentraman yang sulit diatur dan hanya menjadi permasalahan bagi pemerintah kota.

Kisah-kisah manusia gerobak menunjukkan bahwa kemiskinan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseharian mereka. Untuk makan sehari-hari, kadang mereka pun harus berjuang keras
 Sedikit Kisah manusia gerobak mudah-mudahan bisa jadi hikmah buat saya dan juga anda, betapa bersyukurnya kita yang bisa hidup dengan makan yang enak dan mempunyai tempat tinggal, bersyukur atas nikmat sekecil apapun yang kita terima.
 
 
Apa yang harus kita lakukan ? mungkin kita bisa mulai dari diri sendiri dengan memberi walaupun sedikit apa yang kita bisa, mungkin uang, pakaian ataupun sekedar makanan. Bukankah dengan memberi kesenangan orang lain kita akan ditambah nikmat yang sama ? bahkan insya allah akan melebihi apa yang kita beri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar